Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

June 8, 2018

Moeldoko: Berjihad Dengan Cara Hidupkan Ekonomi Umat


Makna positif jihad yang benar adalah yang menghidupkan, bukan mematikan. Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran ‘Tebar Kado Ramadhan dan Mudikmu Aman’ yang diselenggarakan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng Raya Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018.

Moeldoko menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya menggerakkan ekonomi umat. Untuk itu ia menyampaikan terima kasih kepada Lazismu yang ikut berkontribusi besar dalam menghidupkan ekonomi umat. “Menghidupkan ekonomi umat inilah jihad yang benar,” kata Moeldoko.

Memberdayakan orang lain yang tidak berdaya, membantu orang-orang yang dalam kesulitan, dan mengangkat pendidikan anak-anak kita yang kurang mampu, menurut Moeldoko adalah implementasi dari makna jihad.

Moeldoko bercerita tentang kekagumannya atas Lazismu, ketika Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief datang ke Kantor Staf Presiden beberapa saat lalu. “Program-programnya sangat luar biasa, karena itu saya ikut memberikan dukungan sepenuhnya,” kata Moeldoko.

Moeldoko yakin bahwa setiap niat baik akan menemukan jalannya. Yang sudah ditempuh Lazismu merupakan contoh. Pada awalnya mungkin banyak kesulitan, tapi sekarang sudah berhasil membantu banyak orang, menjadi jembatan penghubung antar yang berlebih dengan yang berkekurangan.

“Ketika menjadi jembatan penghubung, tentu ada dua pertanyaan. Pertama, sampai tidak kepada pihak yang diharapkan. Dan kedua, apakah dikelola dengan baik atau tidak,” urainya.
Lazismu, menurut Moeldoko, berhasil menjawab dua pertanyaan ini dengan baik. Oleh karena Itu, ia bersedia bergabung dan menjadi bagian dari Lazismu.

“Saya berterima kasih kepada teman-teman lain yang memiliki kontribusi yang aktif kepada Lazismu, semuanya untuk menghidupkan ekonomi umat,” kata Moeldoko. (na)
Read More …

April 25, 2017

Jakarta, Kota Yang Membahagiakan ?

Kesadaran merupakan suatu hal yang murni dan otentik. Kesadaran juga merepresentasikan diri seseorang dan teras dasar pengetahuan. 

Karenanya kesadaran bertalian dengan persepsi yang tak lain adalah pengetahuan itu sendiri. Seseorang yang sadar pastilah mengetahui sesuatu objek diluar dirinya. Meski begitu kesadaran juga pengetahuan pasti atas diri sendiri. 

Setiap orang memiliki pengetahuan dan berelasi dengan pengetahuan itu sendiri. Hal ini menjadi penting karena setiap sesuatu memerlukan pembuktian. Pengetahuan tentang Jakarta misalnya, sebagai sebuah kota dan ciri khas yang melekat pada kota Jakarta adalah macet, padat penduduk, beragam, Trans-Jakarta, Monas, dan ciri-ciri lainnya. 

Warga Jakarta sadar betul jika setiap hari lalu lintas padat. Mereka ada yang mengendarai kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Penduduk ibukota ini juga tahu jika 19 April 2017 hari yang menentukan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur. Secara sadar juga mereka memiliki pilihannya masing-masing di kotak suara. 

Masa kampanye yang diketahui bersama belakangan ini begitu memanas. Sehari sebelum pencoblosan pun masih saling lapor dan adu argumen. Saling dukung dan saling menjatuhkan seperti hal yang biasa dalam negara yang berdemokrasi. Isu lingkungan, korupsi, agama dan lainnya dikemas menonjol ketimbang mengemas gagasan masing-masing calon dengan beradab. 

Jika ditelusuri masing-masing calon, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Anis Baswedan pada prinsipnya adalah seorang manusia, laki-laki, serta memiliki kelebihan dan kekurangan, sama persis seperti diri pribadi kita masing-masing. Tak sesempurna seperti apa yang digambarkan orang lain. 

Ekspresi lisan dan tertulis pun akhir-akhir ini tidak menyentuh akar terdalam persoalan. Mencaci, memaki dan mengagitasi justeru dikemas seapik mungkin seolah-olah fakta yang berbicara. Meski ada bukti-bukti pendukung yang mendekati kebenaran, perlahan kabur seperti sesuatu yang mungkin terjadi dan tidak akan pernah terjadi. 

Antara mutu dan kuantitas pun menjadi tidak jelas, kabur penuh dengan gurauan. Sesekali menghibur namun tetap menghormati pillihan orang lain. Kesadaran memanipulasi informasi (hoax) seakan bentuk pengetahuan yang memiliki gizi informasi. Di sisi lain tidak menyentuh dan bertolak belakang dengan jati diri. 

Melukis orang lain adalah cara persona mengakui ada sesuatu yang lain di luar dirinya. Ada sesuatu yang berbeda yang selama ini bagian dari suatu cerita kebahagiaan. Sejiwa dengan fitrah manusia yang ingin hidup bahagia. Bagimana ingin berbahagia kalau makna kota itu sendiri berisi kekisruhan. 

Manusia sebagai makhluk sosial secara natural tidak bisa berdiri sendiri. Ia senantiasa memerlukan orang lain karena tak sanggup untuk memenuhinya sendiri. Ihwal ini, untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan spiritualnya, manusia mencetuskan konsep kota.
Sejak zaman Yunani dan Islam tempo dulu telah dikenal konsep Kota Utama. Kota yang menceritakan kebahagiaan. Kota yang mampu memberikan ketenangan hidup dan keadaban. Karena itu, filosof Muslim al-Farabi mengatakan, untuk menuju kebahagiaan hal yang terpenting adalah menentukan pemimpin dan menentukan konsep kota yang bahagia. 

Bukan konsep kota yang terbelakang (al-jahil), ramai dengan hasutan dan saling serang antar komunitas. Padahal kekisruhan itu disadari secara utuh, katanya sebagai seni mengemas demokrasi. Butuh telaah mendalam, yang tentu tidak bisa diuraikan di sini. 

Impian menuju kota utama atau bahagia, sangat ditentukan oleh pemimpin dan kepemimpinannya. Sangat ditentukan pula oleh sikap dan kedewasaan warganya. Warga yang berpendidikan tentu warga kota yang mendahulukan substansi, tidak dengan bumbu penyedap yang menyesatkan lidah untuk berkomunikasi satu dengan yang lain secara kekanak-kanakan. 

Memaknai Jakarta adalah kreativitas mental setiap warganya. Hadirnya Jakarta sebagai kota yang ramah dan bahagia sebelum memilih pemimpinnya sudah ada terlebih dahulu dalam benak kita. Visualisasi realitas Jakarta beserta entitasnya adalah bentuk kesadaran diri kita masing-masing. Itulah pengetahuan kita tentang Jakarta dan isinya. 

Untuk itu, jika masih sadar dan ingin bahagia, kembalilah ke kota dengan kualitas jiwa yang lapang. Sadar bahwa Jakarta adalah berbeda dengan kota lainnya sebagaimana berbedanya kreativitas warganya. Karena setiap derita yang dialami manusia adalah buatan manusia sendiri bukan atas nama Tuhan, dan kuasa-Nya tak akan bisa didefinisikan oleh manusia.

Sumber : Kompasiana
Read More …

February 27, 2017

Sepotong Cokelat dan Politik "Habib"

Seorang kawan melalui pesan sosial media Facebook jelang Pilkada DKI Jakarta memposting meme politik dan cinta. Meme itu berisi pesan jika tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang, sementara tanggal 15 Februari 2017 adalah hari kasih suara. 

Dua peristiwa ini sama-sama ada unsur memberi. Yang pertama bisa memberi cokelat, bunga atau sesuatu lainnya yang melambangkan cinta. Sedangkan yang kedua sudah pasti dan jelas memberi suara. Lain halnya dengan yang golput, memberi tapi tidak bersuara, alias independen layaknya jomblo. 

Meminjam istilah Ibn Arabi bagi “para musafir cinta” dalam konteks pilkada, cinta pemimpin merupakan panduan untuk menuntun dan mengasah pengalaman langsung berkenaan dengan calon-calon pemimpin yang dicintainya dan dipercaya dalam membawa angin perubahan. 

Read More …

April 4, 2016

Dua Jurus Kungfu Ahok, Satu Tujuan

Pagi itu, suasana di salah satu kelurahan kawasan Cakung, Jakarta Utara, tak seperti biasanya. Ada perubahan mencolok: posisi meja layanan yang tertata rapi dan kualitas layanan publik yang tidak berbelit-belit. Selesai mengurus dokumen langsung ucapkan terima kasih, tanpa embel-embel atau ketabelece, kata seorang warga.

Entah ada kesadaran atau rasa takut di tingkat kelurahan dan kecamatan, yang pasti semua proses layanan publik berjalan normal. Saat ini sudah tidak ada lagi keluhan dari warga. Jika pun ada, akan berbuntut panjang, karena masyarakat mulai sadar akan pentingnya prosedur pengaduan masalah layanan publik.

Kelurahan dan kecamatan merupakan instansi pemerintah yang mendapat perhatian serius dari Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setelah Joko Widodo meletakkan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta digantikan oleh Ahok, wajah instansi layanan publik di Jakarta mendadak tertib.
Read More …

December 1, 2015

Sekuntum Bunga “Hikmah” Untuk Ke-Indonesiaan




Seminggu yang lalu, saya bertemu pengamat gerakan radikal, di bilangan Senayan, Jakarta. Cuaca hari itu memang tidak bersahabat. Hujan kecil sempat singgah dan jatuh di beberapa titik ibukota jelang sore kala itu. Di sisi kiri jalan Asia-Afrika, persis di samping restoran cepat saji, kuda besi ku parkirkan persis di perempatan yang tak jauh dari lampu pengatur lalu lintas.

Yang ku cari di pusat perbelanjaan itu hanya sebuah café, sebuah tempat untuk saling sapa dan belajar bersama. Secangkir kopi pahit dan segelas jus segar, menemani kami selama satu jam lebih. Kursi dan meja klasik, serta pagar kayu berwarna hitam gelap dekat jendela menyuguhkan suasana cair di cuaca yang muram.

Singkat cerita, obrolan ringan kami bermuara pada suatu irisan tentang ke-Indonesiaan. Ya, nusantara yang sekarang ini dilanda kegaduhan di setiap lini kehidupannya. Di saat negara ini sedang berbenah diri, ada saja peristiwa-peristiwa pahit yang mengemuka. Belum lagi wajah politik kita yang bopeng senantiasa bertalian dengan isu agama yang pada akhirnya merupakan bagian dari sentiment politik yang tidak mau beranjak pulih dari kenyataan politik yang pelik.

Read More …

January 28, 2015

Charlie Hebdo, Tersandung Perkara Karikatur Satire


 ”Freedom of Speech and Expression is Not Without Limit?”


Pasca-penyerangan kantor redaksi majalah Charlie Hebdo, pemerintah Perancis mengumumkan darurat keamanan. Pihak kepolisian diinstruksikan untuk siaga tingkat tinggi mengamankan fasilitas umum, pusat perbelanjaan, kantor-kantor media dan tempat lainnya.

Peristiwa terjadi saat majalah menampilkan kartun satire yang memicu kemarahan. Digambarkan majalah itu menghina Nabi Muhammad di halaman sampulnya. Seperti dikutip laman Times, Jumat (9/1) umat Muslim Perancis murka karena surat kabar itu menampilkan kartun sosok Nabi Muhammad SAW. Kartun itu dinilai sudah kelewat batas.

Dikabarkan 12 awak redaksi ditembak saat rapat redaksi. Stephane Charbonnier, sebagai pimpinan redaksi serta tiga kartunis “nakal“, Jean Cabut, Bernad Velhac, dan Georges Wolinski terkapar meregang nyawa ditangan 2 pria bertopeng hitam lengkap dengan senapan laras panjang. 

Read More …

October 16, 2014

Sekolah Internasional: Bertaraf atau Bertarif Internasional


Ketika Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, saya sempat bertanya: kualitas pendidikan seperti apa yang bakal diimplementasikan di Indonesia? Saat itu, yang ada dipikiran adalah anggaran pendidikan nasional berarti akan ditambah genap menjadi 20 persen sesuai Undang-undang Pendidikan Nasional. Selain itu, secara konseptual para pengambil kebijakan akan menelurkan gagasan pendidikan yang sejalan dengan ciri khas keindonesiaan dengan beberapa program pendidikan yang tentunya layak diapresiasi.
Dalam perjalanannya, upaya pemerintah tidak main-main. Satu persatu program meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan yaitu dengan gagasan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dengan harapan sekolah dapat mandiri mengembangkan kreativitasnya baik ditingkat kepala sekolah, guru dan manajemen pendidikan sekolah itu sendiri. Alhasil, gagasan itu berlangsung diiringi dengan konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) meninggalkan konsep CBSA. Ramai-ramai penerbit buku sekolah dari sekolah dasar sampai tingkat atas menyematkan kata: Buku Pelajaran ini menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di setiap buku ajar yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah. Sayang, program tersebut bertahan seumur jagung, pendidikan menjadi tumbal politik karena harus berganti kebijakan menteri pendidikan yang baru.

Read More …

April 14, 2014

Dibalik Alam Nyata Politik


Setelah heboh deklarasi Jokowi (jokowi effect) menjadi calon presiden dari Partai PDI-P, orang ramai membicarakan di surat kabar atau di jejaring media sosial yang berselisih paham atas masalah suksesi kepemimpinan Indonesia ke depan. Isu janji dan meninggalkan tugas di manfaatkan untuk menciptakan situasi politik bahwa setiap orang boleh melontarkan kritik sengit dan membangun. 


Sehingga situasi yang mulai memanas ini terus berlanjut pasca pemilihan umum anggota legislatif. Demokrasi sebagai wadah berekspresi semakin dikuatkan dayanya bagi setiap orang yang ingin memanifestasikan energi akal, nafsu dan amarahnya. Demikianlah adanya, politik hari ini telah menampilkan suatu pengetahuan yang majemuk bagi setiap warga negara yang berharap bangsa ini pulih dari penyakit kronisnya di tangan seorang pemimpin.   


Read More …

August 28, 2013

Politik Kaki Lima dan Nalar Sophie




Sumber: www.merdeka.com
Dalam panggung politik setiap orang dapat menjadi aktor penting ketika melakukan komunikasi politik dan masing-masing partai politik memiliki tokoh atau “ikon” penting. Gaya komunikasi yang dibangun juga berbeda-beda saat menyapa akar rumput. Saat ini gaya blusukan yang dipopulerkan Jokowi adalah pilihan segar sehingga banyak elite-politik mereplikanya dengan suasana bebas dan cair.

Namun gaya politik semacam ini di Jakarta mendapat tantangan tersendiri yang tidak hanya mengandalkan nama besar partai tapi kelincahan manajemen kepemimpinan (blusukan) yang dikemas sang tokoh. Jakarta dengan seribu satu persoalan yang menumpuk perlu disikapi aktor politik seperti Jokowi dengan kepala dingin. Aspirasi bawahan tidak dimaknai sebagai kritik menghujam melainkan peluang bertemu serta berbagi kepada masyarakat yang majemuk.
Read More …

July 3, 2012





EURO 2012 "Fajar Budi" Sepakbola
  


Momentum piala Eropa 2012 di Kota Warsawa akan menjadi pusat perhatian jutaan pasang mata penggila bola dari seluruh dunia. National Stadium, stadion kebanggaan rakyat Polandia, dipilih menjadi tempat pembukaan Piala Eropa 2012 sebagai bagian dari zona Eropa yang sangat strategis. Sebuah kehormatan bagi Benua Biru menampilkan event besar yang sudah berlangsung sejak 1960.
 http://republika.co.id
Secara historis, Warsawa adalah tempat di mana perjanjian atau ratifikasi negara-negara Blok Timur di Bagian Eropa menggagas aliansi militer dengan tujuan mengorganisasikan diri terhadap ancaman dari aliansi NATO yang disulut oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui persetujuan Paris. Pakta Pertahanan yang terjadi pada 14 Mei 1955 terebut adalah respon tegas atas situasi dunia yang tengah dilanda Perang Dingin dan Eropa terpecah menjadi dua kekuatan, Blok Barat dan Blok Timur.  
Read More …

June 6, 2012




G - 8, Globalisasi dan Dialektika Sokrates 


         http://samotalis.com
Krisis utang Eropa menyisakan persoalan pelik untuk memilih di antara dua menempuh jalan penghematan atau pertumbuham ekonomi. Hal ini terungkap dalam pertemuan para pemimpin negara G-8 saat mencari solusi krisis keuangan yang melanda negara-negara itu. Dikabarkan bahwa pertemuan penting itu segenap negara mendukung langkah penghematan sebagai solusi memperbaiki zona ekonomi Eropa (Sindo, 22 Mei 2012).

Read More …

May 8, 2012



 Koalisi Imajiner
 Foto: www.itoday.co.id


Jelang 2014 beberapa partai koalisi pendukung pemerintah diprediksi justru bakal terus merongrong pemerintah (Media Indonesia, 16 April 2012). Setelah batalnya kenaikan BBM wacana revitalisasi porsi kekuasaan yang terus mengemuka beberapa pekan ini cukup membuat pemerintah dan partai politik mempertimbangkan kembali soal pilihan di dalam koalisi atau di luar koalisi. Isu partai politik bermain di dua kaki semakin menandakan kekuatan partai koalisi kehilangan taji untuk mengevaluasi loyalitas politik.  

Read More …